Negara-Negara Penimbun dan Penghasil Emas

Sebagaimana diketahui, emas sudah lama dikenal sebagai instrumen investasi sebuah negara. Dengan nilai yang cenderung naik, hampir semua negara menyimpan cadangan devisanya dalam medium emas. Semakin banyak laba yang diperoleh dari perdagangan, tentu semakin banyak emas yang ditimbun.
Data World Gold Council menyebutkan, pada Maret 2013 cadangan emas yang dimiliki seluruh negara mencapai 31.671,4 ton. Angka ini naik 10 persen dibandingkan 2012. Cadangan emas ini diperoleh dari penambangan atau perdagangan antar negara. Selain itu, volume emas yang dibeli oleh bank sentral di seluruh dunia mencapai 534,6 metrik ton.
World Gold Council juga menyebutkan, negara-negara Eropa yang tengah dihantam krisis ekonomi memburu emas untuk investasi sekaligus jaminan untuk menerbitkan obligasi. Sepanjang 2012, bank sentral negara-negara pengguna mata uang Euro telah membeli 500 ton emas batangan dari negara lain, naik dari 2011 yang mencapai 465 ton. Karena itu, cadangan emas beberapa negara Eropa kini setara dengan 50 persen cadangan emas dunia. Lantas siapa yang memiliki cadangan emas paling besar? Berikut data dari World Gold Council.
1. Amerika Serikat
Cadangan emas : 8.133,5 ton
Proporsi dari devisa : 75,6 %
2. Jerman
Cadangan emas : 3.391 ton
Proporsi dari devisa : 72,7 %
3. Italia
Cadangan emas : 2.451,8 ton
Proporsi dari devisa : 72,2 %
4. Perancis
Cadangan emas : 2.435 ton
Proporsi dari devisa : 69,2 %
5. Cina
Cadangan emas : 1.054 ton
Proporsi dari devisa : 1,7 persen
6. Swiss
Cadangan emas : 1.040,1 ton
Proporsi dari devisa : 10,5 %
7. Rusia
Cadangan emas : 969,9 ton
Proporsi dari devisa : 9,8 %
8. Jepang
Cadangan emas : 765,2 ton
Proporsi dari devisa : 3,2 %
9. Belanda
Cadangan emas : 612,5 ton
Proporsi dari devisa : 59,2 %
10. India
Cadangan emas : 557,7 ton
Proporsi dari devisa : 9,9 %.

Data US Geological Survey (USGS), memperlihatkan bahwa produksi emas naik 2,26 ton menjadi 2.350 ton pada 2009. Produksi ini 9,6 persen di bawah puncaknya pada 2001.

Thomas Chaize, pengamat emas dari GoldSeek.com, seperti dikutip VIVAnews, Senin 4 Oktober 2010, mengamati bahwa penurunan produksi telah membuat harga emas melambung tinggi. Dalam satu dekade, harga emas naik dari US$275 per ons menjadi lebih dari US$1.300 pada bulan ini.

Chaize juga mengatakan bahwa produksi emas dunia hanya dikuasai beberapa negara saja. Dulu, Afrika Selatan penguasanya. Namun perlahan produksinya turun dan posisinya digantikan China.

Sebelumnya CRU Group, sebuah perusahaan penyedia jasa konsultasi, analisis, dan data tentang industri logam dan pertambangan, mengumumkan daftar 10 negara penghasil emas terbesar dunia tahun 2011 yang dirilis oleh Bloomberg.
Berdasarkan data tersebut, China masih menempati urutan teratas dengan total produksi mencapai 380 ton metrik pada tahun 2011. Jumlah tersebut meningkat hingga 11,43% dibanding produksi tahun 2010 sebesar 341 ton metrik.
Posisi kedua diamankan oleh Australia dengan jumlah produksi agak jauh dari keseluruhan produksi emas China. Australia membukukan produksi emas sebesar 272%, naik 4,61% dari tahun sebelumnya.
Peringkat 5 besar lainnya ditempati oleh pemain lama seperti Amerika Serikat, Afrika Selatan, dan Rusia dengan total produksi masing-masing sebesar 243 ton metrik, 221 ton metrik, dan 205 ton metrik.
Sementara itu, Indonesia harus puas berada di urutan kesembilan dengan jumlah produksi emas mencapai 97 ton metrik. Padahal, Indonesia memiliki tambang Grasberg di Papua yang dikenal sebagai tambang emas terbesar di dunia.
Inilah daftar lengkap 10 negara penghasil emas terbear di dunia versi RCU Group (dalam ton metrik):


Di tahun 2013 ini kemana Indonesia ?
Eforia investasi emas sedang terjadi akibat kenaikan harga yang sangat tinggi. Masyarakat saat ini berlomba-lomba memburu emas. Penjualan emas batangan di kantor Logam Mulia milik Antam di kawasan Pulogadung, Jakarta terus dipadati masyarakat. Bahkan dalam satu jam sejak dibuka pukul 09.00 WIB pagi, sebanyak 10 kg emas habis terjual. Akan tetapi Antam sendiri membatasi hanya menjual 10 kg per hari oleh karena stok emas yang memang terbatas.
Sebenarnya produksi emas Indonesia dalam setahun bisa mencapai 120 ton. Akan tetapi sayangnya hampir 100 ton justru dikuasai Freeport, dimana pemerintah hanya memiliki saham 9% di dalamnya. Tambang Grasberg milik Freeport yang berlokasi di Papua merupakan salah satu tambang terbesar di dunia yang menurut GFMS Gold Survey 2011 memiliki produksi 100 ton per tahun.
Adapun tingginya permintaan emas dari masyarakat di dalam negeri yang tidak terpenuhi sebenarnya bisa terjawab bila ada penerapan kewajiban alokasi emas untuk dalam negeri (Domestic Market Obligation/DMO). Tapi saat ini aturan tersebut belum ada, sehingga para perusahaan tambang emas bebas mengekspor emas berapapun ke luar negeri.
Sementara Antam, sebagai perusahaan tambang BUMN hanya mampu memproduksi sekitar 2 ton per tahun. Sangat jauh di bawah produksi tambang Grasberg milik Freeport.

Sumber:
pasardana.com