Ilmuan Matematika
1. ALI BIN ABI THALIB (Arab Saudi, 658-695 Masehi)
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgYcDfrwwCij2hjMZRZa8emUpBMwVoLo9phgDhi9FtQcT-w7TCeKUEK8zy2NQvkF31o9C_yOoUSU0YrglDdRjxsqY30T8FOUzPiyk4DQb8TT8E3p8iVd2dsen-J2V4lBoEZ5trUEbwH4qk/s1600/fff.bmp

Sejak kecil Ali bin Abi Thalib menyukai berbagai ilmu dan ikut dengan Nabi Muhammad SAW. Kelak Ali dinikahkan dengan putri Rasul, Fatimah R.A. dan hidup dalam kesederhanaan yang teramat sangat. Meskipun hidup dalam kesederhanaan Ali tidak surut dalam mencari ilmu pengetahuan, tak heran bila Rasul pernah bersabda, "Apabila aku kota ilmu maka Ali adalah gerbangnya".
Ketika awal lambang bilangan dalam matematika menggunakan huruf-huruf seperti yang pernah diajarkan oleh bangsa Romawi tergolong rumit, Ali mempopulerkan lambang bilangan dalam huruf Arab dengan angka 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 dan 0. Ali juga yang menyederhanakan penulisan lambang bilangan Romawi di mana sepuluh dengan "X", seratus dengan "C", seribu dengan "M" dan seterusnya dipermudah dengan menambahkan angka nol di belakang angka puluhan, ribuan dan satuan dengan bilangan 10, 100, 1000 dan seterusnya, di mana angka "0" dalam bilangan Arab diwakili dengan titik.





2. COPERNICUS (Polandia, 1473-1543)
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqagusOz1p9Q-MmcLLNm35aCMv_MS9VxdvgyuIaRosFDO83_o1zk8HvrAiuIwTmU6eWdAvDwHh9I4qHbUNthuTn3J-6Jh6MQgBBYWaVxjevhCnhFHAB-9z2eJ8hOLbra0b0NYOsJ0xgpc/s1600/copernicus.bmp

Copernicus mempelajari astronomi, matematika, fisika, ilmu hukum dan kedokteran. Pada zamannya secara umum orang percaya bahwa matahari, bulan dan bintang bergerak mengelilingi bumi karena saat itu bumi dianggap sebgai pusat tata surya. Akan tetapi Copernicus yakin bahwa pusat alam semesta bukanlah bumi, melainkan matahari di mana seluruh benda-benda langit berputar mengelilingi matahari. Pikiran Copernicus ini menentang filsafat tradisional dan agama.
Teorinya yang terkenal dikemukakan dalam bukunya yang berjudul "Perputaran Benda-Benda Langit". Di mana pada waktu itu ia takut menerbitkan bukunya karena adanya ancaman hukuman mati dari pihak gereja terhadap doktrin keilmuan yang menentang dogma-dogma yang dikeluarkan pihak gereja. Hanya karena desakan rekan-rekannya Copernicus setuju untuk menerbitkan buku itu sepenuhnya. Tetapi sayang, buku itu baru dicetak setelah pengarangnya meninggal dunia.




3. GALILEO GALILEI (Italia, 1564-1642)
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhIlvtNhW_xZO9ii8K_9aJlAd7KeVp1vpcWjjH742r-q_0BGEdbjN1zMYS2U7RZVzeowKMFaSffEmhhY-VC_i70uRbtU_UrLHbGhmVyX1yjw5cheyq-MELZ0QVF_rXFsDdyq5Rka2c9gOw/s200/galileo.bmp
Galileo mempelajari matematika, fisika dan astronomi. Dulu orang percaya bahwa kecepatan benda jatuh tergantung pada bobot benda yang dijatuhkan tersebut. Dalam teori tersebut disebutkan bahwa jatuhnya benda yang lebih berat akan lebih cepat daripada benda yang lebih ringan. Galileo membantah teori tersebut dengan dasar keyakinan bahwa kecepatan jatuhnya sebuah benda tidak tergantung pada bobotnya. Ia membuktikannya dengan menjatuhkan dua buah logam yang satu lebih berat dari yang lain dari atas Menara Pisa yang miring. Biarpun pada saat ini setiap orang menyetujui teorinya adalah benar, namun pada zamannya teori dengan pembuktiannya itu diterima orang dengan keheranan yang besar.
Sewaktu-waktu ketika ia sedang mengamati tempat lilin yang berayun-ayun di gereja, ia mencatat bahwa berapapun jauhnya benda itu berayun ke samping, waktu yang diperlukan untuk setiap 1 gerakan bolak-balik (1 getaran) adalah sama. Di kemudian hari ia menemukan bahwa hukum ini adalah suatu hal yang umum yang akhirnya hukum ini disebut dengan hukum isokhronisme suatu bandul.
Di akhir hidupnya Galileo Galilei dijatuhi hukuman mati oleh gereja karena mendukung ide Copernicus yakni bumi berputar mengelilingi matahari.

4. RENE DESCARTES (Perancis, 1596-1650)


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEinVCXqHYQSmfHQgDPN2B2eZ2AF-3JdLtUjdosIRbUBvcp4Iffere33nvj_3ST9JRlLMkVfpF7Om9AoV_awbQU5BmgmLTQCzblqk_1uY_hh6rhRUAgGbW6dHaY_chpWBVSmeTWe6yYmAu8/s1600/rane.bmp
Descartes mempelajari Matematika, Fisika, Politik dan Filsafat. Ia adalah orang yang pertama kali menggunakan sistem dua atau tiga bilangan seperti (A, B) atau (A, B, C) sebagai koordinat untuk menggambarkan titik-titik pada suatu bidang atau dalam ruang. Dengan cara ini pernyataan-pernyataan mengenai gambar-gambar dalam geometri tentang titik yang dijabarkan oleh Euclides dapat diterjemahkan menjadi pernyataan-pernyataan yang menyangkut bilangan.
Menurut hikayat, Descartes mendapat ide itu ketika sedang terbaring sakit di tempat tidur. Ia mengamati laba-laba yang berjalan di langit-langit dan kemudian turun dengan benangnya. Hal ini memberikan ide kepadanya untuk menyatakan titik-titik dalam ruangan dengan (A, B, C).
Ia juga orang pertama kali yang menggunakan huruf-huruf abjad seperti a, b, c, ... , x, y, z untuk mewakili bilangan-bilangan. Ia pula orang pertama kali yang mengemukakan ide tentang bilangan negatif.





5. BLAISE PASCAL (Perancis, 1623-1662)

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjMgwjg8Ny_We5hbPrhrZcU5aGg6KaIN2yB3i-33E1KOKg9IyDAgkzBxaT8A6aMmruygOpxfheJyaWfQLujLFFrONNZz3mB22_WP3Y00MCW9hxZrGAPfxsESgMrP2Khx-m91r6_3mlLNdY/s1600/pascal.bmp

Blaise Pascal adalah seorang ahli matematika, fisika, teologi sekaligus pujangga. Pascal menjadi sangat tertarik pada matematika khususnya geometri ketika berumur 6 atau 7 tahun. Ketika itu ayahnya menyingkirkan buku-buku matematikanya karena ia percaya bahwa anak kecil seharusnya tidak mempelajari buku yang sedemikian sukar. Namun Pascal tetap saja mempelajarinya secara sembunyi-sembunyi.
Saat berusia 12 tahun tanpa memperoleh bantuan orang lain ia menemukan bahwa jumlah semua sudut-sudut pada suatu segitiga selalu 180º. Ia memperlihatkan hal tersebut kepada ayahnya dan menerangkannya dengan jelas. Ayahnya demikian tertegun sampai akhirnya mengizinkan anaknya terus belajar matematika dengan bebas. Di saat berusia 19 tahun Pascal sudah menemukan suatu mesin hitung yang menggunakan roda-roda gigi. Dalam bidang fisika ia menemukan prinsip tentang tekanan dalam zat cair yang kemudian prinsip ini diabadikan sesuai dengan namanya. Ia juga meninggalkan suatu ungkapan yang terkenal, "Manusia adalah lalang yang lemah, akan tetapi ia adalah lalang yang berpikir".


6. SEKI TAKAKAZU (Jepang, 1642-1708)
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg51UgItJ5qDGk9dgVcknhB00r9wZeraFYDIv_PP465bP-Uk8sx2rDI5dH-n1cBCoUKVgOPDuDJy221u__JyLMVOs1GwGs_ofhPxH2CQze-JhQUzy0PW2m3NNmQyZrLbF8FKjFsaxZYy8M/s1600/sniki.bmp
Pada zaman hidupnya, Jepang menggunakan sistem lambang bilangan Cina yang berbelit-belit daripada sistem angka Arab untuk melambangkan bilangan. Mereka juga menggunakan alat-alat yang terbuat dari kayu (yang disebut Sangi) yang mula-mula dikembangkan di Tiongkok kuno untuk metode pengukuran luas bangunan. Di masa itu Seki menemukan metode mengukur luas suatu bangunan yang dibatasi oleh kurva-kurva atau volume benda-benda ruang yang tak teratur dengan metode yang sekarang dikenal dengan nama "integral".
Matematika bangsa Jepang ini sebut Wasan. Sampai saat matematika Barat diperkenalkan di Jepang menjelang akhir abad ke-19, Wasan-lah yang lebih dahulu populer di Jepang. Seki Takakazu adalah salah seorang dari pengajar Wasan yang terkenal.



7. ISAAC NEWTON (Perancis, 1642-1727)

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg4NwQS7WMtZDNKYcU0OEqGyQCOFuL6LpNL3SX16TgR-671dHQbTARdOjNsVlmezZkbH68aGSZDky4VJKgC_ragw2qDjADzKPUvq643Kswuqv5ZUBRysgpFJOPlaXAA-JFLsoA39VLSTmM/s1600/newton.bmp
Isaac Newton adalah salah seorang di antara ahli matematika besar dan juga mempelajari fisika. Ia menemukan hukum gravitasi dan menyimpulkan teori bahwa gravitasi adalah gaya tarik suatu benda terhadap benda lainnya. Semakin jauh jarak antara dua benda semakin lemahlah gaya gravitasi di antara kedua benda tersebut. Gerak bulan mengelilingi bumi dapat diterangkan dengan hukum gravitasi ini.
Newton juga menemukan hukum gerak yang merupakan dasar dinamika. Ia tertarik dengan astronomi dan menemukan suatu jenis teleskop pemantul yang akhirnya diabadikan dengan namanya.



 



8. GOTTFRIED WILHELM LEIBNIZ (Jerman, 1646-1716)
Ayah Gottfried Wilhelm Leibniz adalah seorang guru besar di sebuah universitas tetapi meninggal ketika Leibniz menginjak usia 6 tahun. Sejak saat itu Leibniz muda belajar sendiri dan dibantu dengan bimbingan ibunya. Belajar sendiri membuat Leibniz bebas dari cara berpikir tradisional.
Ia dan Newton merumuskan pengertian dasar tentang "kalkulus differensial". Masing-masing menyatakan bahwa dirinyalah yang mula-mula memikirkan hal tersebut. Untuk memutuskan siapa sebenarnya yang pertama merumuskannya mereka saling mengajukan soal-soal kalkulus. Hal ini dikenal sebagai perang matematika antara Leibniz dengan Newton. Akhirnya mereka menyadari bahwa mereka masing-masing menggunakan pikiran mereka sendiri-sendiri, dan perumusan dasar tentang "kalkulus differensial" tersebut adalah kebetulan sama. Leibniz juga menemukan suatu jenis mesin hitung.



9. INO TADATAKA (Jepang, 1745-1818)


Ino Tadataka adalah anak seorang petani dari golongan kelas sosial yang rendah. Ia tidak mendapat pendidikan formal tetapi belajar sendiri. Ketika berusia 18 tahun ia diangkat menjadi seorang anak oleh seorang saudagar dan harus berhenti belajar demi untuk bekerja. Ketika berusia 45 tahun saudagar tersebut membiarkan Ino mengurus urusan rumah tangganya sehingga Ino mempunyai waktu untuk menyelesaikanpelajarannyadibawahbimbinganseorangpembimbing.
Pada waktu itu ia mempelajari astronomi, matematika, sejarah dan pengukuran tanah. Ketika berusia 55 tahun ia mendapat izin dari pemerintahan Jepang untuk mengukur bagian Utara Jepang. Ia tak henti-hentinya mengumpulkan informasi untuk membuat peta-peta seluruh negara sampai saat meninggalnya. Sampai akhir abad ke-19 peta-peta yang dibuat oleh Ino digunakan sebagai dasar peta-peta administrasi pemerintah Jepang.





10. JOHAN GAUSS (Jerman, 1777-1885)

Menurut hikayat, Johann Gauss adalah seorang jenius dalam aritmetika. Ketika ia berusia 9 tahun seorang guru menyuruh murid-murid di kelasnya untuk menjumlahkan deretan bilangan 1 + 2 + 3 + ... + 40. Gauss hanya memerlukan waktu beberapa saat saja tanpa menuliskan sesuatu apapun untuk memperoleh jawabannya yaitu 820. Ia mendapat jawaban dalam otaknya dengan menyadari bahwa jumlah itu dapat dipikirkan penyelesaiannya sebagai berikut: (1 = 40) + (2 + 39) + ... + (20 + 21) = 41 + 41 +...+41=41X20=820.
Ayah Gaus hanyalah seorang tukang batu dan tak sanggup memberikan pendidikan universitas kepadanya. Tetapi raja tertegun akan kemampuan Gauss muda dan raja bersedia membiayai pendidikannya. Kelak Gauss menjadi salah satu ahli matematika terkemuka di dunia. Ia juga banyak meninggalkan hasil karyanya dalam bidang astronomi, pengukuran tanah dan elektromagnetisme.